Langkah-langkah yang harus ditempuh yaitu membuat timbangan pustaka, menentukan masalah, memecahkan masalah, membentuk hipotesis, menguji hipotesis, dan menerbitkan hasil penelitian. Timbangan pustaka adalah menimbang atau menilai hasil-hasil penelitian yang telah dikerjakan oleh orang lain untuk dibahasa dan disimpulkan. Persyaratan penimbang pustaka adalah berpengetahuan dalam bidangnya, berkemampuan menganalisis, berpengetahuan dalam acuan yang sebanding. Timbangan pustaka ini berguna untuk mengetahui letak masalah yang kita kemukakan dalam ruang yang sama.
Berdasarkan pengamatan terhadap beberapa karangan yang dibuat oleh
mahasiswa, baik karangan ilmiah maupun populer, terdapat beberapa
ketidaksantunan dalam berbahasa, seperti penerapan ejaan yang salah, pilihan
kata yang tidak baku, kalimat yang tidak efektif, paragraf yang tidak padu, dan
konvensi penulisan yang tidak teratur.
1.
Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah yang mengatur cara
melambangkan bunyi, cara memisahkan atau menggabungkan kata, dan cara
menggunakan tanda baca. Ejaan yang berlaku sekarang adalah Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) yang diresmikan pada 16 Agustus 1972.
Dalam EYD, penulisan judul menggunakan huruf kapital di awal kata kecuali
kata tugas. Selain itu, tanda titik tidak digunakan di belakang subjudul dan
penulisan subjudul pun tidak menggunakan huruf miring, kecuali judul buku.
Penulisan judul berikut salah.
A.A.Latar belakang masalah.
B.B. Rumusan masalah.
Contoh penulisan judul yang salah
“Pengaruh Potongan Harga Terhadap Nilai Penjualan Pada Produk Air Minum PT Romeo Alam Segar”
Penulisan yang benar yaitu:
A.A. Latar Belakang Masalah
B.B. Rumusan Masalah
“Pengaruh Potongan Harga terhadap Nilai Penjualan pada Produk Air Minum PT Romeo Alam segar”
Dalam EYD, selain tidak digunakan di belakang judul, mata uang,
timbangan, dan ukuran, tanda titik tidak digunakan di belakang singkatan kata
yang terdiri atas huruf-huruf awal kapital. Dengan demikian, penulisan singkatan
Perseroan Terbatas yang benar adalah PT (tanpa menggunakan tanda titik
2. Ketidaksantunan Dikisi dan Kalimat
Diksi adalah pilihan kata dalam mengungkapkan apa yang ingin disampaikan
oleh penulis. Terdapat ketidaksantunan diksi dalam makalah yang berhubungan
dengan pemilihan kata baku dan tidak baku.
Kata Tidak Baku Kata Baku
mentargetkan menargetkan
memroduksi memproduksi
kwalitas kualitas
Ketidaksantunan yang lain juga terletak pada pemilihan kata yang boros dan
Idiomatik yang salah sehingga kalimat menjadi tidak efektif. Perhatikan contoh
berikut ini:
Kata Boros Kata Hemat
karena disebabkan oleh …karena…
…disebabkan oleh…
seperti misalnya…dan lain-lain …seperti…
…misalnya…
…dan lain-lain
demi untuk …demi…
…untuk…
tingkat inflasi yang melonjak pelonjakan inflasi
pergolakkan politik pergolakan politik
3. Ketidaksantunan Paragraf
Kalimat-kalimat yang terangkai akan membentuk paragraf. Paragraf yang baik harus memenuhi persyaratan kepaduan. Persyaratan kepaduan ini dapat tercapai jika menerapkan penggunaan kata penghubung yang tepat, baik kata penghubung intrakalimat maupun antarkalimat. Kata tetapi dan sehingga bukan merupakan kata penghubung antarkalimat, melainkan kata penghubung intrakalimat. Sebaliknya, kata namun bukan kata penghubung intrakalimat, melainkan kata penghubung antarkalimat yang berfungsi menghubungkan antara kalimat yang satu dengan yang lain.
4. Ketidaksantunan Konvensi penulisan
Konvensi penulisan karangan ilmiah adalah kaidah yang mengatur penampilan karangan ilmiah agar teratur. Keteraturan yang tampak pada penulisan karangan ilmiah adalah sistematika penomoran. Ada dua cara mengatur sistematika penomoran, yaitu dengan menggunakan sistem gabungan angka dan huruf, serta sistem angka digital. Misalnya:
a. B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah yang diajukan yaitu sebagai berikut.
1. Apakah terdapat hubungan potongan harga dengan nilai penjualan pada
PT Romeo Alam Segar?
2. Bagaimanakah potongan harga terhadap nilai penjulan pada PT Romeo Alam Segar?
Perhatikan penggunaan tanda baca setelah kata yaitu dan yaitu sebagai
berikut . Seringkali kita menggunakan tanda titik dua setelah kata yaitu dan yaitu
sebagai berikut. Padahal, penggunaan tanda titik dua setelah kata yaitu dan yaitu
sebagai berikut adalah mubazir karena memiliki arti yang sama. Tanda titik dua
mempunyai arti yaitu, adalah, yakni, dan ialah. Jadi, penggunaan tanda titik dua
dan yaitu merupakan suatu pilihan.
Selanjutnya, perhatikan penggunaan huruf kapital di awal kalimat perincian.
Gunakan huruf kapital jika kalimat sebelum perincian menggunakan yaitu sebagai
berikut. (diakhiri tanda titik) dan gunakan huruf kecil jika diakhiri kata yaitu (tanpa
diakhiri tanda titik dua) atau…berikut: (diakhiri tanda titik dua).
1.
Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah yang mengatur cara
melambangkan bunyi, cara memisahkan atau menggabungkan kata, dan cara
menggunakan tanda baca. Ejaan yang berlaku sekarang adalah Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) yang diresmikan pada 16 Agustus 1972.
Dalam EYD, penulisan judul menggunakan huruf kapital di awal kata kecuali
kata tugas. Selain itu, tanda titik tidak digunakan di belakang subjudul dan
penulisan subjudul pun tidak menggunakan huruf miring, kecuali judul buku.
Penulisan judul berikut salah.
A.A.Latar belakang masalah.
B.B. Rumusan masalah.
Contoh penulisan judul yang salah
“Pengaruh Potongan Harga Terhadap Nilai Penjualan Pada Produk Air Minum PT Romeo Alam Segar”
Penulisan yang benar yaitu:
A.A. Latar Belakang Masalah
B.B. Rumusan Masalah
“Pengaruh Potongan Harga terhadap Nilai Penjualan pada Produk Air Minum PT Romeo Alam segar”
Dalam EYD, selain tidak digunakan di belakang judul, mata uang,
timbangan, dan ukuran, tanda titik tidak digunakan di belakang singkatan kata
yang terdiri atas huruf-huruf awal kapital. Dengan demikian, penulisan singkatan
Perseroan Terbatas yang benar adalah PT (tanpa menggunakan tanda titik
2. Ketidaksantunan Dikisi dan Kalimat
Diksi adalah pilihan kata dalam mengungkapkan apa yang ingin disampaikan
oleh penulis. Terdapat ketidaksantunan diksi dalam makalah yang berhubungan
dengan pemilihan kata baku dan tidak baku.
Kata Tidak Baku Kata Baku
mentargetkan menargetkan
memroduksi memproduksi
kwalitas kualitas
Ketidaksantunan yang lain juga terletak pada pemilihan kata yang boros dan
Idiomatik yang salah sehingga kalimat menjadi tidak efektif. Perhatikan contoh
berikut ini:
Kata Boros Kata Hemat
karena disebabkan oleh …karena…
…disebabkan oleh…
seperti misalnya…dan lain-lain …seperti…
…misalnya…
…dan lain-lain
demi untuk …demi…
…untuk…
tingkat inflasi yang melonjak pelonjakan inflasi
pergolakkan politik pergolakan politik
3. Ketidaksantunan Paragraf
Kalimat-kalimat yang terangkai akan membentuk paragraf. Paragraf yang baik harus memenuhi persyaratan kepaduan. Persyaratan kepaduan ini dapat tercapai jika menerapkan penggunaan kata penghubung yang tepat, baik kata penghubung intrakalimat maupun antarkalimat. Kata tetapi dan sehingga bukan merupakan kata penghubung antarkalimat, melainkan kata penghubung intrakalimat. Sebaliknya, kata namun bukan kata penghubung intrakalimat, melainkan kata penghubung antarkalimat yang berfungsi menghubungkan antara kalimat yang satu dengan yang lain.
4. Ketidaksantunan Konvensi penulisan
Konvensi penulisan karangan ilmiah adalah kaidah yang mengatur penampilan karangan ilmiah agar teratur. Keteraturan yang tampak pada penulisan karangan ilmiah adalah sistematika penomoran. Ada dua cara mengatur sistematika penomoran, yaitu dengan menggunakan sistem gabungan angka dan huruf, serta sistem angka digital. Misalnya:
a. B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah yang diajukan yaitu sebagai berikut.
1. Apakah terdapat hubungan potongan harga dengan nilai penjualan pada
PT Romeo Alam Segar?
2. Bagaimanakah potongan harga terhadap nilai penjulan pada PT Romeo Alam Segar?
Perhatikan penggunaan tanda baca setelah kata yaitu dan yaitu sebagai
berikut . Seringkali kita menggunakan tanda titik dua setelah kata yaitu dan yaitu
sebagai berikut. Padahal, penggunaan tanda titik dua setelah kata yaitu dan yaitu
sebagai berikut adalah mubazir karena memiliki arti yang sama. Tanda titik dua
mempunyai arti yaitu, adalah, yakni, dan ialah. Jadi, penggunaan tanda titik dua
dan yaitu merupakan suatu pilihan.
Selanjutnya, perhatikan penggunaan huruf kapital di awal kalimat perincian.
Gunakan huruf kapital jika kalimat sebelum perincian menggunakan yaitu sebagai
berikut. (diakhiri tanda titik) dan gunakan huruf kecil jika diakhiri kata yaitu (tanpa
diakhiri tanda titik dua) atau…berikut: (diakhiri tanda titik dua).